" Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia" (Matius 19:6)
Sebagian orang seringkali membiarkan "gembok" ikatan
pernikahan mereka terbuka. Ikrar "baik dalam suka dan
duka...sampai maut memisahkan kita" kedengarannya terlalu
berisiko. Bahkan seorang pendeta liberal mengatakan bahwa
pernikahan yang kita kenal selama ini sudah ketinggalan zaman.
Namun, beberapa studi menunjukkan bahwa orang-orang yang menikah
cenderung lebih bahagia dan sehat. Sebuah jajak pendapat dari
Gallup menunjukkan bahwa 95% orang Amerika menganggap pernikahan
dan kehidupan berkeluarga sangatlah penting.
Allah memasang gembok pada ikatan pernikahan karena manusia
memerlukan dukungan dan pemenuhan yang melekat pada komitmen
seumur hidup itu. Dalam Kejadian 2:18, Tuhan berfirman, "Tidak
baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan
penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
Kita perlu mengetahui bahwa Allah bukan sekadar arsitek
pernikahan tetapi juga pengikat dalam pernikahan. Sebuah
pernikahan hendaknya merupakan ikatan dari tiga pribadi:
istri, suami, dan Yesus Kristus. Dasar dari pernikahan orang
Kristen sesungguhnya adalah komitmen untuk mengasihi dan
menghormati Allah.
Adakah Yesus merupakan orang ketiga dalam pernikahan Anda?
Dia mampu memberi stabilitas yang kekal dalam sebuah hubungan
yang baru, dan Dia juga sanggup membangkitkan kembali kasih yang
mulai goyah. Namun, Anda perlu menyerahkan diri kepada-Nya,
membiarkan Dia menuntun Anda kepada terang Firman-Nya, sehingga
Dia dapat menjadi dasar bagi kehidupan Anda. Dia adalah dasar
yang kuat bagi ikatan pernikahan --
The marriage bond that joins two hearts
No power on earth can break
If these two hearts will yield to God
And of His love partake. --
No comments:
Post a Comment